
Proyek Jalan Tol Getaci: Tantangan dan Peluang di Tengah Perubahan Pemerintahan
Proyek jalan tol pertama di wilayah Priangan Timur, Tol Getaci, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan tenggat waktu lelang yang semakin dekat pada 2026, proyek ini kembali menarik perhatian investor baik lokal maupun asing. Namun, jalannya proyek ini tidak selalu mulus, menghadapi berbagai tantangan yang muncul seiring perubahan pemerintahan dan kebijakan anggaran.
Perjalanan Proyek Tol Getaci
Pada awal tahun 2025, status proyek Tol Getaci sempat tidak masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), karena fokus pemerintahan baru hanya pada empat proyek jalan tol. Hal ini memperparah ketidakpastian terkait kemungkinan realisasi proyek. Selain itu, kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan membuat proyek ini semakin jauh dari harapan.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akhirnya mengambil langkah evaluasi ulang terhadap proyek tersebut. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah menyusutkan rencana pembangunan prioritas dari Gedebage-Ciamis menjadi Gedebage-Tasikmalaya. Langkah ini diharapkan dapat membuat proyek lebih menarik bagi para investor.
Kembalinya Proyek ke PSN
Di September 2025, proyek Tol Getaci akhirnya kembali masuk dalam daftar PSN. Hal ini memberikan sinyal positif bahwa proyek ini akan kembali dipertimbangkan untuk dilelang pada 2026. Kementerian PU bahkan menargetkan dimulainya pembangunan fisik pada 2026 dan operasional pada 2029.
Minat Investor China di Infrastruktur Indonesia
Investor China tampaknya memiliki minat besar terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama dalam sektor transportasi. Ini sejalan dengan ambisi pemerintah China untuk mewujudkan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) jalur Sutra. Beberapa proyek jalan tol utama di Indonesia telah melibatkan perusahaan China, seperti:
- Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Trans-Jawa): PT China Communications Construction Indonesia (CCCI) menginvestasikan Rp 23,3 triliun pada tahun 2019.
- Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu): China memberikan pinjaman sebesar 106,4 juta dolar untuk pendanaan proyek ini.
- Jalan Tol Manado-Bitung: Proyek ini merupakan bagian dari kolaborasi infrastruktur BRI Tiongkok.
- Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi: Perusahaan Tiongkok CSEC dan CHEC bekerja sama dengan perusahaan Indonesia.
Jejak Investor China di Proyek Tol Getaci
Di proyek Tol Getaci, juga ditemukan jejak minat dari investor China. Pada April 2023, saat kegiatan market sounding dilakukan, ada investor luar negeri termasuk dari China yang turut serta. Meskipun hingga 2025 lelang ulang belum terwujud, pada pendaftaran lelang ulang di tahun 2025, terdapat jejak investor asal China, yaitu PT China State Construction Overseas Development Shanghai.
Perusahaan ini memiliki pengalaman global dalam pembangunan infrastruktur dan masuk dalam kategori perusahaan besar. Sayangnya, pada lelang ulang Mei 2024, perusahaan ini tidak lolos. Dua konsorsium yang mendaftar adalah:
- Konsorsium PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi
- Konsorsium PT Daya Mulia Turangga-PT China State Construction Overseas Development Shanghai
Alasan penolakan tidak dijelaskan secara rinci, namun kemungkinan besar terkait mitra PT Daya Mulia Turangga yang sebelumnya masuk dalam konsorsium pemenang lelang 2021 yang dibatalkan oleh Kementerian PUPR.
Kesimpulan
Proyek Tol Getaci telah melewati berbagai tantangan sepanjang tahun 2025. Meski sempat terpuruk akibat perubahan pemerintahan dan kebijakan anggaran, proyek ini kembali mendapatkan perhatian setelah masuk dalam PSN. Dengan adanya minat dari investor asing, termasuk China, proyek ini memiliki potensi besar untuk segera terealisasi. Namun, proses lelang dan keterlibatan investor tetap menjadi faktor penting yang harus diperhatikan agar proyek dapat berjalan sesuai rencana.