Bacaan-Bacaan Liturgi untuk Pesta Santo Yohanes Kansius, Pengaku Iman
Pesta Santo Yohanes Kansius, Pengaku Iman, jatuh pada hari Selasa, 23 Desember 2025. Bacaan-bacaan liturgi yang disiapkan untuk perayaan ini mencakup beberapa kitab suci dan pasal-pasal yang memiliki makna mendalam bagi umat Katolik. Pekan IV Adven dengan warna liturgi ungu menjadi latar belakang perayaan ini.
Bacaan Hari Selasa
- Bacaan pertama: Malakhi 3:1-4; 4:5-6
Dalam kitab Malakhi, Tuhan menyampaikan pesan tentang kedatangan-Nya yang akan membawa penghiburan bagi orang-orang yang benar. Ia juga mengingatkan bahwa kebenaran harus diperjuangkan dan dijaga oleh setiap orang. - Mazmur Tanggapan: Mazmur 25:4bc-5ab.8-9.10.14
Mazmur ini menunjukkan harapan umat kepada Tuhan, serta kerinduan untuk berjalan dalam kebenaran dan kasih-Nya. - Injil Katolik: Lukas 1:57-66
Kisah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis dan bagaimana nama yang diberikan kepada anak itu adalah Yohanes, sesuai dengan perintah Tuhan. - Bacaan Khotbah (BCO): Yesaya 51:1-11
Kitab Yesaya memberikan pesan tentang keselamatan yang datang dari Tuhan, serta harapan akan pemulihan bagi bangsa-bangsa.
Perayaan Pesta Santo Yohanes Kansius
Santo Yohanes Kansius lahir pada tahun 1390 di Kanty, Polandia. Ia adalah seorang pemuda yang memiliki jiwa besar dan semangat tinggi untuk menjadi imam. Ia memperoleh gelar doktor dalam filsafat dan teologi di Krakow, lalu ditahbiskan sebagai imam dan menjadi profesor Kitab Suci dan Teologi. Kehebatannya dalam mengajar membuat ia disukai oleh para mahasiswa. Ia juga dikenal rendah hati dan murah hati, terutama dalam membantu para miskin dan mahasiswanya.
Yohanes Kansius tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga pada pengabdian kepada Tuhan. Ia menjalani kehidupan yang sederhana, bahkan sering kali hanya menyisihkan sedikit uang untuk kebutuhan pribadinya. Ia juga rajin merenungkan kesengsaraan Yesus Kristus dan sering melakukan ziarah ke Yerusalem untuk melihat jalan sengsara Yesus. Ia juga ingin mewartakan Injil kepada bangsa Turki, meskipun hal itu berisiko besar.
Kehidupan yang Penuh Kebajikan
Meskipun hidupnya penuh tantangan, Yohanes Kansius tetap tenang dan sabar menghadapi cobaan. Ia pernah mengalami perampokan saat perjalanan ke Roma, namun ia tetap baik hati dan bahkan memberikan emas yang ada di sakunya kepada perampok itu. Kebaikan hatinya menunjukkan ketulusan dan kepercayaannya kepada Tuhan.
Ia meninggal pada malam Natal 1473, dan banyak tanda heran terjadi atas namanya baik sebelum maupun sesudah kematiannya. Kebaikan dan pengabdian Yohanes Kansius menjadi teladan bagi umat Katolik, khususnya dalam menjalani kehidupan yang penuh iman dan kebajikan.