
Bi Darmi dan Kebiasaan Makan Leunca yang Menyehatkan
Bi Darmi adalah sosok yang dikenal oleh banyak orang di sekitar lingkungannya. Ia pernah bekerja membantu Mbah Uti di warung makan, dan menjadi tetangga belakang rumah yang pertama kali membantu saat warung tersebut mulai ramai dikunjungi pembeli. Pada awalnya, semua pekerjaan di warung dipegang sendiri oleh Mbah Uti dan Mbah Kakung yang membantu urusan belanja ke pasar sebelum berangkat ke kantor.
Bi Darmi adalah contoh dari emak-emak Sunda yang humoris dan mudah bercanda. Orang Sunda sering menyebutnya dengan istilah "hereuy", yang artinya jenaka dan penuh canda. Salah satu makanan favoritnya adalah leunca, yang hampir setiap hari ia konsumsi sebagai lalapan mentah atau dimasak dalam bentuk tumisan atau oseng leunca bersama oncom.
Sebagai seorang Sunda yang memang terbiasa mengonsumsi lalapan, Bi Darmi memilih leunca sebagai makanan kesukaannya. Alasannya karena rasanya segar dengan sedikit rasa pahit, bentuknya kecil dan bulat sehingga mudah dikunyah, serta bunyi kletus-kletus saat dikunyah yang menambah sensasi enak. Selain itu, leunca tidak meninggalkan bau seperti jengkol atau pete, ukurannya tidak terlalu besar seperti timun, terong, atau labu, dan bentuknya lebih mirip buah daripada daun-daunan. Hanya dengan mengonsumsi satu gerombol kecil saja, Bi Darmi merasa cukup puas dan nyaman saat makan.
Belakangan, Bi Darmi menyadari bahwa kebiasaannya makan leunca membuat kulitnya lebih halus, jarang jerawatan, dan warna kulitnya lebih cerah. Meskipun ia tidak menggunakan kosmetik modern, ia hanya menggunakan bedak dan lipstik saat menghadiri acara seperti hajatan. Sehari-hari, ia tampil polos tanpa make up apalagi skin care. Asupan makanan sehari-hari yang sehat ini ternyata mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kebiasaan Bi Darmi merupakan salah satu contoh kearifan lokal dalam pola konsumsi dan pemanfaatan bahan pangan lokal. Leunca, yang dalam bahasa Latin disebut Solanum nigrum, adalah sayuran kecil berbentuk bulat yang masih satu keluarga dengan terong. Saat muda, warnanya hijau, lalu berubah menjadi ungu kehitaman ketika matang. Di Indonesia, leunca yang masih hijau lebih sering dikonsumsi sebagai lalapan atau campuran sambal.
Meski rasanya agak pahit, leunca memiliki kandungan nutrisi penting seperti vitamin B1, B2, C, beta karoten, zinc, serta senyawa alami seperti flavonoid, saponin, tanin, dan antosianin. Semua kandungan ini memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh.
Dalam sebuah kajian ilmiah, leunca bisa disebut sebagai superfood lokal karena kaya akan nutrisi seperti vitamin (C, A), mineral (seng, kalsium, fosfor, zat besi), antioksidan, serat, dan protein. Nutrisi-nutrisi ini bermanfaat untuk kekebalan tubuh, kesehatan mata, tulang, jantung, hati, pengontrol gula darah, dan bahkan berpotensi mencegah kanker, meskipun sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan terutama oleh ibu hamil karena ada kandungan solanin yang bisa meningkatkan risiko cacat lahir. Namun, kandungan ini dapat dihilangkan dengan cara menumis atau memasak terlebih dahulu.
Manfaat Leunca untuk Kesehatan Tubuh
Kesehatan Mata:
Beta-karoten dan vitamin C dalam leunca membantu fungsi kornea dan retina, serta mengurangi risiko katarak. Nutrisi ini juga membantu mengurangi peradangan dan menjaga fungsi kornea serta retina, serta menurunkan risiko katarak dan degenerasi makula.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh:
Kandungan vitamin C, zinc, dan beta karoten dalam leunca memperkuat sistem imun. Protein dalam leunca juga membantu mempercepat proses penyembuhan dengan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.
Kesehatan Tulang Rapuh (Osteoporosis):
Leunca mengandung kalsium dan fosfor yang menjaga kepadatan tulang agar tetap kuat. Vitamin C juga membantu pembentukan sel-sel tulang baru, sehingga mencegah tulang rapuh atau osteoporosis.
Kesehatan Hati (Liver):
Senyawa dalam leunca melindungi hati dari kerusakan dan mendukung detoksifikasi.
Pengontrol Gula Darah & Kolesterol:
Serat dalam leunca membantu mengontrol lonjakan gula darah dan menurunkan kolesterol LDL. Senyawa saponin dalam leunca dapat meningkatkan pelepasan insulin dan mengurangi resistensi insulin, sehingga kadar gula darah tetap stabil.
Anti-Kanker:
Senyawa seperti polisakarida, solamargine, dan antosianin berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker.
Anti-Inflamasi:
Leunca membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
Perbandingan Antioksidan Leunca dengan Buah dan Sayuran Lain
Kandungan Senyawa Aktif:
Leunca mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan antosianin, yang merupakan antioksidan kuat yang juga ditemukan di buah beri, sayuran hijau, dan teh.
Aktivitas Antioksidan (IC50):
Uji pada sari buah leunca menunjukkan nilai IC50 sekitar 206.55 mg/L, yang masuk dalam kategori bahan pangan dengan antioksidan tinggi (10-1000 mg/L), mirip dengan tingkat antioksidan dalam buah anggur atau blueberry.
Total Fenolik:
Kandungan total fenolik yang tinggi (sekitar 14.3 mg GAE/mL) menunjukkan potensi antioksidan yang signifikan, setara atau lebih tinggi dari beberapa sayuran lain seperti bayam.
Kandungan Vitamin C:
Dengan 40 mg Vitamin C per porsi, leunca dapat dibandingkan dengan buah jeruk atau jambu biji, meskipun jambu biji biasanya lebih tinggi.
Leunca adalah sumber antioksidan yang sangat baik, sebanding atau bahkan lebih tinggi dari banyak sayuran umum lainnya karena profil fitokimia kompleksnya. Meskipun tidak selalu menempati posisi teratas absolut dibandingkan "superfood" tertentu seperti buah beri, leunca tetap merupakan tambahan yang sangat sehat untuk diet sehari-hari.
Keberhargaan Kuliner Lokal
Ternyata kebiasaan Bi Darmi merupakan bagian dari kekayaan budaya kuliner tanah Sunda yang menjadi ciri khas masyarakat tradisional. Pangan lokal jangan ditinggal atau dilupakan, karena faktanya banyak khasiat dan keajaiban yang terdapat pada leunca. Sejatinya, betapa kaya dan bermanfaatnya kuliner lokal dan tradisional sebagai kekuatan dan modal dasar bagi kekayaan kuliner Indonesia di masa modern ini.